Jakarta (Goonesia) – Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nahar mengatakan upaya pencegahan narkoba lebih mudah dibandingkan dengan merehabilitasi penyalahguna narkoba.
“Pencegahan itu lebih penting menunggu jadi korban, karena sudah menjadi korban itu, ada biaya yang harus ditanggung dan tidak kecil,” kata dia dalam webinar bertajuk “Forum Koordinasi Perlindungan Anak dari Narkoba berbasis Sekolah” yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan penyalahguna narkoba memiliki banyak masalah sehingga dibutuhkan banyak upaya rehabilitasi.
“Ketika dia ikut program rehabilitasi pun harus menghadapi dua masalah, rehabilitasi kecanduannya kemudian juga rehabilitasi fisiknya juga rehabilitasi mentalnya,” katanya.
Nahar menjelaskan kondisi psikis yang dihadapi penyalahguna narkoba dapat mengarah ke masalah kesehatan jiwa yang memburuk.
Baca juga: Kemen PPPA pastikan dampingi korban kekerasan seksual anak di Denpasar
Oleh karena itu meminta agar anak-anak agar terhindar dari narkoba mulai dari lingkungan keluarga dan sekolah.
“Semua anak harus melakukan kegiatan dengan masalah ini, pengaturan keluarga, lalu kemudian pengaturan masyarakat di sekolah-sekolah ini menjadi tempat kunci pertama yang harus dilakukan upaya-upaya pencegahan ini,” katanya.
Dia juga semua pihak yang mengetahui ada anak yang terlibat terlibat narkoba untuk melapor kepada pihak yang berwajib dan tidak membiarkan.
“Ini yang diatur dalam regulasi perlindungan anak, sudah ditegaskan bahwa setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan, ini ada ancaman hukumannya,” katanya.
Nahar berharap, tidak ada ruang bagi yang berniat jahat kepada anak dengan melibatkan anak ke dalam narkoba.
Baca juga: KemenPPPA jangkau keluarga korban perundungan anak di maut
Baca juga: Kemen PPPA minta orang tua edukasi anak waspada kekerasan seksual
Pewarta: Anita Permata Dewi
Redaktur: M. Hari Atmoko
HAK CIPTA © Goonesia 2022